gunungmaskab.go.id – Kuala Kurun – Dalam rangka mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dalam mewujudkan smart tourism, maka harus dilakukan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan, secara khusus di Desa Hurung Bunut yang ditetapkan sebagai Desa Wisata pada tahun 2016.
Dalam mensukseskan program tersebut Pemkab Gumas berkomitmen untuk mendukung dalam pengembangan objek wisata yang ada di Desa Hurung Bunut dengan melakukan upaya-upaya strategis, dengan segera membentuk Tim Terpadu Percepatan Pembangunan Pariwisata Daerah Kabupaten Gunung Mas, yang pada tahun 2021 telah melakukan pertemuan yang ke III dengan agenda pembahasan kembali matrik kerja dan evaluasi akhir program kerja tim.
Dalam hal ini Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) berdasarkan hasil Notulen Rapat yang ditandatangani Wakil Bupati Gumas Efrensia L.P Umbing, yaitu mempersiapkan program promosi di tahun 2022 serta mendukung kepariwisataan dengan tetap mempromosikan melalui media website gunungmaskab.go.id dan Radio Hamauh FM.
Maka dari itu, Kepala Diskominfosantik Ruby Haris menugaskan Tim Redaksi gunungmaskab.go.id melakukan peliputan ke Desa Hurung Bunut untuk menggali potensi yang ada di desa tersebut. Kamis lalu (25/8/2022).
Ada beberapa objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan lagi antara lain DAM Bunut dengan Wisata Perahu Susur Sungai, Budidaya Lebah Madu Kalulut dan Wisata Petik Buah. Kepala Desa (Kades) Hurung Bunut Doni saat di wawancarai oleh Tim Redaksi gunungmaskab.go.id mengungkapkan bahwa di desa tersebut terdapat DAM Bunut yang berfungsi untuk irigasi sawah di desa, sehingga berpotensi menjadi Objek Wisata Susur Sungai, hal itu selaras dengan apa yang diprogramkan oleh Pemkab Gumas yaitu smart tourism. “Kemarin kami juga di undang untuk menghadiri pertemuan dengan instansi terkait membahas mengenai pembuatan jalan menuju DAM Bunut,” ucap Kades.
Lebih lanjut, ia pun menambahkan “Pemerintah Desa Hurung Bunut juga telah mengalokasikan anggaran dari APBDes untuk membuat 3 buah pondok/gazebo di sekitar DAM dan 1 unit perahu susur sungai serta pembangunan dermaga sudah semua kami buat,” ujarnya.
Selain DAM Bunut, Pemdes Hurung Bunut juga telah membangun 2 buah pondok/gazebo di lahan kosong milik desa dinamakan Juluk Petak yang letaknya berada di luar areal pemukiman desa yang areal tersebut rencananya akan di jadikan Objek Wisata Petik Buah, “melalui anggaran dana desa yang 20 persen mengenai ketahanan pangan, itu kami manfaatkan dana tersebut untuk melakukan pengadaan tanaman bibit buah,” imbuhnya.
Ada pun bibit buah yang ditanam adalah jenis Lengkeng, Jambu Kristal, Pohon Petai, Durian, Rambutan dan jenis buah lainnya itu ditanam di atas lahan seluas kurang lebih satu hektar. “Selain untuk Objek Wisata Petik Buah, perkebunan tersebut juga bermanfaat bagi masyarakat desa itu sendiri,” tandasnya.
Untuk budidaya madu kalulut selain menjadi potensi wisata juga bisa menghasilkan nilai tambah dari sisi ekonomi yang dikelola secara mandiri dengan membentuk kelompok tani, dimana madu tersebut telah menjadi sebuah produk yang dikemas dalam botol sebanyak 14 buah yang siap dipasarkan. “Untuk pembinaan pihak desa juga telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian Gunung Mas, ada sebanyak 45 stuk (sarang lebah) yang lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa,” pungkasnya.
Untuk diketahui Pemdes Hurung Bunut juga telah membentuk Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) guna ikut berpartisipasi aktif memelihara dan melestarikan berbagai obyek dan daya tarik wisata dalam rangka meningkatkan pembangunan kepariwisataan di desa itu.