Gunung Mas – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), menggelar sosialisasi gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J) yang dipasilitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas (Gumas), bertempat di Aula BP3D, Kamis (18/7/2019) pagi.
Rapat tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan dr. Maria Efianti, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kepala Seksi P2ML Dinkes Prov Kalteng Edi Kelana SKM, M.Si, Noorveliani Rokhadi, SKM, peserta yang berjumlah 60 orang peserta jumatik.
Ketua Panitia dalam laporannya Kristiani, SKM, M.Kes menyampaikan tujuan dari kegiatan tersebut pertama menjalin kemandirian antara sektor kesehatan dengan masyarakat sehingga gerakan satu rumah satu jumatik dapat terlaksana (dalam satu rumah ada satu kader jumatik), kedua memperkuat kegiatan program arbovirosis di Kabupaten Gunung Mas dan memperkuat jaringan dan peran serta lintas sektor dalam penegakan kasus DBD.
Ketiga membentuk wilayah bebas jentik dengan akselerasi gerakan satu rumah satu jumantik. Keempat membentuk kerjasama lintas sektor dalam bentuk wilayah bebas jentik dengan akses gerakan satu rumah satu jumantik, kelima menyepakati adanya kerjasma untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya KLB DBD di Kabupaten Gunung Mas.
Asisten Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Gunung Mas Ir. Yohanes Tuah, M.Si saat membacakan sambutan tertulis Sekda Gunung Mas mengatakan. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes. Penyakit ini apabila tidak ditangani segera dapat berakibat fatal, saat ini kasus terus bertambah demikian pula daerah yang terjangkit. Pada musim penghujan penyakit ini seringkali terjadi peningkatan kasus DBD, karena terjadinya peningkatan kepadatan jentik.
Penyakit ini sangat endemis di kota-kota besar di Indonesia, termasuk Kalimantan Tengah tidak terkecuali di Kabupaten Gunung Mas. Di Kabupaten Gunung Mas angka kesakitan DBD tahun 2016 sebesar 43,5 per seratus ribu penduduk dan meningkat pada tahun 2017 sebesar 134,5 per seratus ribu penduduk, kemudian kembali menurun pada tahun 2018 menjadi 133,7 per seratus ribu penduduk dan sampai pertengahan tahun 2019 ini angka kesakitan yaitu sebesar 78,3 per seratus ribu penduduk masih tinggi diatas target nasional yaitu kurang dari 49 per seratus ribu penduduk. Angka yang fluktuatif ini menunjukkan bahwa perlu adanya upaya yang komprehensif dalam menangani pengendalian penyakit ini agar terjadi penurunan kasus secara bermakna.
“Selain kegiatan Sosialisasi Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik, untuk efektifnya penanggulangan Penyakit Demam Berdarah, diharapkan peran serta dari masing-masing lintas sektor terkait dengan dibentuknya Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah (POKJANAL DBD) di Kabupaten Gunung Mas. POKJANAL DBD merupakan kelompok kerja yang membantu berbagai kegiatan yang berkaitan dengan upaya pencegahan pemberantasan penyakit DBD di wilayah kerjanya secara berjenjang dan berkesinambungan,” pungkasnya.