Gunung Mas – Kebutuhan Gunung Mas akan tanaman jahe merah saat ini cukup tinggi. Untuk itu, diperlukan peningkatan produksi jahe merah yang diarahkan pada pengembangan tanaman herbal tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan lapangan petani jahe merah. ”Melalui pelatihan ini, akan menambah wawasan dan keterampilan petani dalam penanganan budidaya jahe merah, dan untuk menjamin ketersediaan tanaman obat-obatan (tanaman biofarmaka) di daerah ini,” ucap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Kardinal, di Aula DPKP, Rabu (25/4/2018) pagi.

Menurut dia, budidaya jahe merah merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis tinggi dengan biaya produksi murah, dan bisa dibudidayakan di lahan terlantar, pekarangan rumah atau dengan sistem polibag. ”Hanya saja untuk meningkatkan produksi tanaman tersebut, ada beberapa tantangan utama yang dihadapi, seperti rendahnya minat petani, terbatasnya modal, dan sulitnya akses pemasaran hasil. Hal inilah yang akan kita atasi secara bersama-sama,” tegasnya.

Dia menuturkan, pihaknya akan selalu mendukung pengembangan jahe merah yang dilakukan oleh poktan. Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan memberikan upah pembersihan lahan, pengolahan tanah, penanaman dan pemeliharaan. Sedangkan untuk sarana produksi, diberikan bibit jahe, pupuk kandang, kapur pertanian dan obat-obatan. ”Dengan bantuan ini, kita berharap para poktan jahe merah dapat lebih bertanggung jawab dalam hal pemeliharaan, dan memberikan dampak positif bagi pengembangan pertanian holtikultura khususnya tanaman obat-obatan di daerah ini,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Yermiadi mengatakan, sasaran tanam jahe merah di Kabupaten Gumas pada tahun 2018 seluas 10 hektare, dengan hasil produksi mencapai 60 ton. Budidaya tanaman ini terbagi di beberapa Kecamatan, yakni Kurun seluas dua hektare, Tewah dua hektare, Rungan satu hektare, Miri Manasa satu hektare, Mihing Raya dua hektare, dan Sepang dua hektare. ”Untuk mencapai target tersebut, kita pun melakukan berbagai upaya, seperti peningkatan produktivitas maupun peningkatan luas tanam,” ujarnya.

Dalam pelatihan ini, tambah dia, diikuti oleh 22 orang peserta, terdiri dari poktan Sei Hara Kecamatan Kurun enam orang, poktan tani sejahtera, harapan baru, mawar, dan ripi permai dari Mihing Raya empat orang, poktan bukit halumut dan gawi hatantiring dari Sepang dua orang, poktan riak hagatang dari Tewah delapan orang, serta poktan mitra sejahtera dari Rungan dua orang.

”Selain mendapatkan materi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), nantinya poktan ini juga akan langsung ke lapangan untuk mempraktikkan tata cara budidaya tanaman jahe merah tersebut,” pungkasnya. (arm)